MATA KULIAH

STRATEGI PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
A.  PENDAHULUAN
1.      Latar belakang

Konsep dasar strategi pembelajaran berawal dari bagaimana cara menimbulkan minat pelajaran terhadap siswa. Berbedanya cara pandang, pemikiran, latar belakang kebiasaan dan lingkungan sekitar menimbulkan Kesenjangan terhadap pelajaran.
Kesenjangan timbul akibat adanya situasi nyata dan dan kondisi yang diharapakan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapakan. Kesenjangan tersebut dapat dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan.
Dalam belajar terkadang siswa kurang mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang dihadapi, hal ini sering diakibatkannya materi pelajaran kurang akrab dengan lingkungannya sehari-hari. Terkadang juga terdapat siswa yang sangat sulit untuk memecahkan materi pelajaran.

2.      Rumusan masalah

1.    Apakah karakteristik strategi pembelajaran berbasis masalah?
2.    Bagaimana tahapan-tahapan strategi pembelajaran berbasis masalah di dalam                penerapannya?
3.    Adakah kelemahan dan kelebihan penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah?

3.      Tujuan dan manfaat penyusunan
a.         Mendefinisikan dan menjelaskan apa yang dimaksud konsep dasar strategi pembelajaran.
b.        Menumbuh kembangkan kemampuan siswa untuk berpikir secara kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternative pemecahan masalah melaui explorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
c.         Memberi pandangan dan referensi kepada pembaca tentang Konsep dasar strategi pembelajaran.




STRATEGI PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH


B.  PEMBAHASAN

1.  Konsep Dasar Dan Karakteristik SPBM
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktifitas pemebelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara alamiah.

Terdapat tiga cirri utama dalam SPBM :
a.         SPBM merupakan rangkaian aktifitas pembelajaran
b.        Aktifitas pemebelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran
c.         Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara alamiah

Untuk mengimplementasikan SPBM, guru peril memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut dapat diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.

Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:
a.         Manakala guru menginginkn agar siswa tidak hanya sekadar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh
b.        Apabila guru bermaksuk ntuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan kemampuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antar fakta dan pendapat, serta mengmbangkan kemampuan dalam membuat judment  secara objektif.
c.         Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta mebuat tantangan intelektual siswa
d.        Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya
e.         Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).


2.  Hakikat Masalah dalam SPBM
Masalah dalam SPBM adalah masalah yang bersipat terbuka . Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa maupun guru dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Tujuan yang ingin dicapai dalam SPBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir secara kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternative pemecahan masalah melaui explorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Berbeda dengan SPI, masalah dalam SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemingkinan jawaban.Dengan demikian, SPBM  memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Hakikat masalah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharafkan,antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan.
Oleh karena itu materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dibawah ini diberikan kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM;
a.         Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik yang bersumber dari berita, rekaman video.
b.        Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersipat familiar dengan siswa dapat mengikutinya dengan baik.
c.         Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak (universal), sehingga terasa manpaatnya.
d.        Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau konpetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
e.         Bahan  yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.


3.  Tahapan-tahapan SPBM
6 langkah SPBM yang dinamakan metode pemecahan masalah yaitu:
a.         Merumuskan masalah,yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan                 dipecahkan.
b.        Menganalisis masalah,yaitu langkah siswa meninjau  masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
c.         Merumuskan hipotesis,yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
d.        Mengumpulkan data,yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
e.         Pengujian hepotesis,yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakkan hipotesis yang di ajukan.
f.         Merumuskan rekomandasi pemecahan masalah,yaitu langkah siswa menggambarkan rekomandasi yang dapat di lakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
David Johnson dan Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM melalui kegiatan kelompok, yaitu:
1.      Mendevinisikan masalah,yaitu merumuskan masalah dari pristiwa tetentu mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.
2.      Mendiognisis masalah,yaitu menentukan masalah sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kecil, hingga akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghamba yang diperkirakan.
3.      Merumuskan alternative strategi,yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemingkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.
4.      Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
5.      Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapakan.

Sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk SPBM yang dikemukakan para ahli, maka secara umum SPBM bisa dilakukan dengan langkah-langkah:
1.      Menyadari Masalah
      Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan social. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai penomena yang ada.
2.      Merumuskan Masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan,selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan  dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya.
3.      Merumuskan Hepotesis
Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan.
4.      Mengumpulkan Data
Proses berpikir ilmiah bukan proses imajinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan.
5.      Menguji Hepotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapakan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalahyang dikaji. Disamping itu, diharapkan siswadapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
6.      Menentukan pilihan yang dikaji
Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatip penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatip yang dipilihnya,termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.
Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian
Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel, (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan tahapan pembelajaran bermain peran meliputi :
a.         menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik;
b.        memilih peran;
c.         menyusun tahap-tahap peran;
d.        menyiapkan pengamat;
e.         menyiapkan pengamat;
f.         tahap pemeranan;
g.        diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I ;
h.        pemeranan ulang;
i.          diskusi dan evaluasi tahap II; dan
j.          membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.



4.          Keunggulan dan Kelemahan SPBM
a.   Keunggulan
1.      Pemecahan masalah (probling solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran
2.      Pemecahan masalah (probling solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan siswa untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
3.      Pemecahan masalah (probling solving) dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa
4.      Pemecahan masalah (probling solving) dapat  membantu siswa bagaimana mentrafer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata
5.      Pemecahan masalah (probling solving) dapat  membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam penbelajaran yang mereka lakukan.
6.       Melalui pemecahan  masalah (probling solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya) pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dingerti oleh siswa, bukan hanya sekadar belajar adri guru atau dari buku-buku saja
7.      Pemecahan masalah (probling solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
8.      Pemecahan masalah (probling solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
9.      Pemecahan masalah (probling solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata
10.  Pemecahan masalah (probling solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir

b.  Kelemahan
1.      Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
2.      Keberhasilan strategi pembelajaran melalui probling solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
3.      Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.



PENUTUP
1.      Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Masalah dalam SPBM adalah masalah yang bersipat terbuka . Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa maupun guru dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Tujuan yang ingin dicapai dalam SPBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir secara kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternative pemecahan masalah melaui explorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.

2.      Saran
Dengan mempelajari Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat membentuk pemikiran siswa yang kritis, analitis, sistematis, dan logis, tetapi diserta dengan tanggung jawab serta membuat tantangan intelektualsiswa, memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupan (hubungan dengan teori dengan kenyataan).
 

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Mohammad.1983.Guru dalam Proses Belajar Mengajar.Sinar baru.Bandung
Sanjaya,Wina,2005.Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.Jakarta.
De Portier,Bobi,dan Hernacki,Mike.1996.Quantum Learning.Kifa.Bandung
Efendi,Usman,dan Praja,Junaya.1985.Pengantar Psikologi.Angkasa.Bandung
Ibrahim,Muslimin.2000.Pengajaran Berdasarkan Masalah.University